Pernah nggak sih, kamu merasa seperti terjebak dalam lingkaran utang yang nggak ada habisnya? Kredit online memang sering kali menjadi solusi cepat untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Tapi, tahukah kamu bahwa ada saatnya kamu harus berhenti mengandalkan kredit online, terutama jika kamu mulai merasakan beberapa tanda peringatan?
Di artikel ini, aku akan berbagi cerita tentang lima tanda penting yang mungkin menunjukkan bahwa sudah waktunya kamu berhenti menggunakan kredit online. Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Kredit online, atau yang sering kita sebut dengan paylater, adalah fasilitas kredit yang memungkinkan kamu untuk membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya nanti. Di era digital ini, kredit online semakin populer karena kemudahannya. Cukup dengan beberapa klik, kamu bisa mendapatkan pinjaman tanpa perlu repot-repot datang ke bank.
1. Terlalu Bergantung Pada Kredit untuk Kebutuhan Harian
Bayangkan jika setiap kali kamu ingin membeli kebutuhan sehari-hari, kamu selalu menggunakan kredit online. Jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi kamu sudah mengalami ketergantungan. Ketergantungan seperti ini bisa membuat kondisi keuanganmu semakin tidak stabil, apalagi jika kamu tidak memiliki penghasilan yang tetap.
Sebagai pengguna kredit online mungkin kita memang diberikan kemudahan untuk menggunakannya. Tapi, ada kalanya juga kita mempertimbangkan berhenti menggunakan layanan tersebut jika semakin berat melunasi tagihan bulanannya. Jika kebutuhan sehari-hari sudah mengandalkan kredit online, hal itu sebagai salah satu tanda bahaya yang perlu diperhatikan. Kamu harus segera mereview keuangan kenapa sampai menggunakan kredit online untuk kebutuhan harian.
2. Abai dengan Kondisi Keuangan Pribadi
Aku pernah mengalami masa di mana aku merasa semuanya baik-baik saja, meskipun tagihan kredit menumpuk. Namun, setelah mengecek laporan keuangan, baru sadar bahwa aku telah mengabaikan kondisi keuangan pribadiku. Mengabaikan tanda-tanda ini bisa berujung pada masalah keuangan yang lebih serius di masa depan.
Contoh kecil yang kerap diabaikan adalah tidak memperhatikan rasio utang. Padahal rasio utang yang aman adalah sepertiga dari pendapatan. Artinya jumlah tagihan bulanan tidak melebihi sepertiga dari pendapatan di bulan yang sama. Sederhananya jika gaji kamu Rp10 juta, cicilan tagihan bulanan jangan sampai lebih dari Rp3,3 juta. Jika lebih dari angka tersebut artinya kamu sudah abai dengan kondisi keuangan.
3. Utang Sudah Mulai Menumpuk dan Kesulitan Membayar
Jika kamu mulai merasa kesulitan untuk membayar tagihan bulanan, ini adalah tanda bahwa kamu harus berhenti dan mengevaluasi kembali penggunaannya. Layanan kredit online memang ada yang menawarkan cicilan dengan bunga 0%, tapi jika utang sudah menumpuk, akan lebih baik untuk mengatur kembali keuanganmu.
Langkah pertama yang perlu dilakukan segera adalah dengan melakukan evaluasi keuangan. Setelah itu memetakan mana saja utang yang harus segera dibayarkan terkait dengan bunga. Jika kamu memang sudah tidak ada lagi dana yang bisa dipakai untuk melunasi utang, cara terakhir adalah meminta restrukturisasi utang kepada lembaga keuangan yang memberikan kredit.
4. Tidak Ada Ruang untuk Tabungan atau Investasi
Menggunakan kredit online memang bisa membantu, tapi jika sampai kamu tidak punya ruang untuk menabung atau berinvestasi, ini adalah tanda bahwa keuanganmu sedang tidak seimbang. Prioritaskan untuk memiliki cadangan keuangan dan berhenti mengandalkan kredit online sepenuhnya.
5. Atur Ulang Kondisi Keuangan
Ada banyak cara untuk mengatur keuangan tanpa harus bergantung pada kredit online. Mulai dari membuat anggaran bulanan, menabung secara rutin, hingga mencari sumber penghasilan tambahan. Dengan strategi ini, kamu bisa tetap mengelola keuanganmu dengan baik tanpa harus berutang.
Kredit online seperti yang ditawarkan Kredivo perlu digunakan secara bijak dan juga cermat. Apalagi pengguna premium yang mendapatkan limit pinjaman sampai dengan Rp50 juta dengan tenor hingga 12 bulan untuk pinjaman tunai. Kredivo bisa jadi solusi pintar jika kamu ingin tetap menggunakannya untuk kebutuhan yang bersifat produktif.